[The AsiaN Video for Indonesian] Seoul Harus Mendorong Zona Damai di Laut China Timur

Halo! Saya Meidyana Rayana dari Indonesia. Berikut adalah berita mengenai Laut Cina Timur.

Korea dapat menggunakan isu Ieodo untuk membangun kepercayaan diantara negara-negara yang memiliki perbatasan di Laut China Timur dan mengubahnya menjadi area “Zona Damai.”

Untuk melakukan hal tersebut, Ko Choong-suk, Direktur Society of Ioedo Research, mengatakan bahwa Seoul harus mengambil pendekatan jangka panjang terhadap penetapan batas maritime, diawali dengan cerdas melihat tujuan China yang mengklain bebatuan di daerah tersebut.

“Dalam jangka waktu yang lama kedepannya, tidaklah pantas membuat Ieodo sebagai daerah sengketa militer. Hal ini akan menjadi kehilangan yang besar bagi kekuatan nasional dan akan mengakibatkan ketidakamanan dan ketidakpercayaan,” Kata Ko yang diungkapkan kepada Korea Times. “ Korea, China dan Jepang harus membuat Laut China Timur sebagai zona damai yang dibagi secara damai.

Ko mengatakan, Korea, China dan Japan harus mencari jalan untuk bekerjasama dalam sumber daya alam melimpah di Laut China Timur, termasuk melalui Pusat Penelitian Laut Ieodo yang dikelolah oleh Seoul.

“Kita harus menemukan jalan untuk memanfaatkan stasiun penelitian secara bertahap dengan negara lain. Jika negara-negara tetangga menlakukan pertukaran pengetahuan dan informasi dalam masalah kemanusiaan, budaya, sejarah, ilmu pengetahuan alam, maka perbedaan sudut pandang akan berkurang, dimana akan menciptakan kepercayaan untuk menciptakan zona damai.” Ungkap Ko.

Untuk menghadapi China, menurut Ko, strategi terbaik adalah kesabaran, mengingat sejarah yang terjadi belakangan terakhir ini. Pada Maret yang lalu, Bangladesh memenangkan sengketa berkepanjangan dengan Myanmar dengan menetapkan batas maritime di Teluk Bengal. Membawa kasus tersebut ke Tribun Internasional untuk Hukum Laut, dimana Banglades mendapatkan hak penuh atas 200 nautikal mil zona ekonomi eksklusif.

Vietnam dan China dapat bersepaham pada 2005 dalam penetapan bagas maritime di Teluk Tonkin melalui negosiasi jangka panjang.

“Pemerintah telah menegosiasikan perihal penetapan batas maritime dengan China sejak tahun 1997, dimana artinya dibutuhkan waktu untuk mencapai hasil yang memuaskan.” Ungkap Ko. Dia juga menambahkan bahwa penilaian yang tenang dan objektif dibutuhkan untk memprediksin tujuan dan pergerakan China.

Berita menarik lainnya dapat anda baca di situs The AsiaN di theasian.asia

Terima Kasih

news@theasian.asia

Search in Site