[The AsiaN Video for Indonesian] Berhenti Campur Tangan dan Nyatakan Afghanistan Negara Netral

Halo! Saya Meidyana Rayana dari Indonesia. Berikut adalah ulasan mengenai masa depan Afghanistan oleh Ghulam Faruq Achikzad, Analis senior Institut Nautilus.

30 tahun terakhir Afghanistan telah melewati masa paling bergejolak dalam sejarah moderennya. Afghanistan telah berjuang mengatasi efek mengerikan dari konflik bersenjata, pendudukan dan intervensi pihak asing.

Lebih dari 5 juta penduduknya meninggalkan Afghanistan 1 juta orang meninggal dan 1.5 juta cacat selama 3 dekade pendudukan asing dan perang saudara.

Pendudukan Uni Soviet pada akhir 1970an menyebabkan kesulitan ekonomi dan menyebabkan kemiskinan. Seteah Uni Soviet kalah, ketidakstabilan pemerintahan domestik yang terbagi oleh beberapa penguasa perang. Yang kemudian diikuti oleh pemerintahan Taliban yang keras yang diakhiri dengan intervensi Amerika Serikat pada 2001.

Pada Konferensi Bonn 2001, dibawah naungan PBB, Afghanistan diharapkan dapat berkembang kearah demokrasi dan stabilitas.

Dibawah pemerintahan Presiden Hamid Karzai saat ini, korupsi dan masalah serius termasuk bangkitnya Taliban menjadi masalah bagi Afghanistan.

Ghulam menyarankan agar PBB mengawasi kedaulatan Afghanistan dengan tidak membiarkan intervensi pihak asing dan negara tetangganya dalam politik dalam negeri Afghanistan, membangun ekonomi dengan mengganti lahan opium dengan tanaman agrikultur, penghakiman terhadap penguasa perang dan milisinya serta pengawasan pengolahan dan penggunaan dana bantuan asing untuk membangun Afghanistan.

Berita menarik lainnya dapat anda akses di situs The AsiaN di theasian.asia

Terima kasih.

news@theasian.asia

Search in Site