[The AsiaN Video for Indonesian] Putinism

Halo! Saya Meidyana Rayana dari Indonesia. Berikut adalah opini Chris Monday, Asosiate Professor di Dongseo University, Korea, mengenai kepemimpinan Putin yang ke dua.

Bagi mereka yang mengikuti berita utama, Putin II mungkin tampak progresif. Sebagai lawan kepemimpinan pertama Putin, tidak ada penutupan stasiun televisi yang kontroversial, tidak ada kasus yang menonjol terhadap pengusaha dan tidak ada pembunuhan. Sebaliknya kita membaca tentang pembangunan sebuah museum sejarah Yahudi dalam hubungan Moskow dan ditingkatkannya diplomasi dengan AS.

Alih-alih invasi dan tekanan terbuka, Kremlin telah melakukan upaya secara bertahap untuk merevolusi negara-negara tetangga. Terutama Georgia dan Ukraina, yang hanya beberapa tahun yang lalu menikmati demokrasi yang dinamis, sekarang telah kembali ke transisi sosialis mereka. Kremlin telah mempelajari dengan baik bagaimana memanfaatkan pemilihan “bebas” untuk meningkatkan pengaruh geopolitis, menurut Monday.

Demikian pula, rezim Putin telah menjadi terampil membelokkan kritik internasional dari konglomerat yang dikendalikan oleh antek-antek Kremlin. Perusahaan asing terkemuka sekarang diberikan “bagian” mereka dalam perusahaan. Dalam artikel mengenai Rosneft dan British Petroleum, beberapa wartawan asing bahkan teringat kembali akan Yukos, perusahaan yang dahulu dikendalikan oleh Mikhail Khodorkovsky.

Putin II melakukan pemurnian masyarakat sipil Rusia dengan pada bulan Oktober 2012 yang lalu menutup media masa yang disponsori AS, Radio Svoboda, yang merupakan benteng suci kaum intelektual. Sementara itu sebagian besar wartawannya diberhentikan. Radio tersebut sekarang hanya menawarkan beberapa siaran melalui Internet. Nasib yang sama pun menimpa stasiun radio lainnya yang lebih kecil.

Berita manca negara lainnya dapat anda baca di situs The AsiaN di theasian.asia

Terima kasih.

news@theasian.asia

Search in Site